Kalau seorang manajer pemasaran ditanya siapa kompetitor utamanya, dia akan cepat-cepat menyebutkan sederetan nama yang memproduksi barang yang sama dengan yang diproduksinya. Misalnya, untuk industri PC (Personal Computer) dia akan menyebut nama IBM atau Apple. Sebenarnya jawaban itu tidak benar. IBM dan Apple mungkin bisa disebut kompetitor besar, tetapi bukan yang paling hebat. Bahkan boleh dikatakan mereka itu bukan kompetitor yang sebenarnya. Kompetitor yang sebenarnya tidaklah tampak. Dia adalah cara kita berpikir dan melihat keadaan. Dan dialah yang menyebabkan banyak rencana pemasaran menjadi gagal. Sebuah perusahaan yang dapat menaklukkan dia, pasti sukses. Semua perusahaan menghadapi kompetitor semacam itu. Perubahan adalah bahagian dari hidup kita. Kita membuang yang lama dan menciptakan yang baru. Di semua industri, “perubahan” merupakan kompetitor yang paling keras. Apa yang dapat dilakukan manajer pemasaran untuk mengatasinya? Ada dua hal. Pertama, manajer pemasaran harus selalu meneliti kembali dan mempertanyakan asumsi-asumsinya. Mereka harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti: “Apa asumsi saya tentang pasar?” “Apa asumsi saya tentang kompetitor? “Kejadian-kejadian apa yang harus ada supaya asumsi itu benar?” “Dalam kondisi apa asumsi-asumsi itu tidak berlaku lagi?”
Pelajari selengkapnya dengan mengunduh file disini.
Commentaires